""" Di dalam gudang bawah tanah di East End itu, aku yakin inilah saat-saatku yang terakhir. Kusiapkan diriku menghadapi shock derasnya arus air yang hitam itu.
Aku terkejut ketika mendengar tawa bernada rendah. ""Anda pemberani,"" kata laki-laki di sofa itu. ""Kami orang Timur menghargai keberanian. Anda telah berani menghadapi kematian Anda sendiri. Dapatkah Anda menghadapi kematian orang lain pula?""
Dahiku bersimbah peluh.
""Pena sudah siap,"" kata laki-laki itu dengan tersenyum. ""Anda tinggal menulis. Kalau tidak...""
""Kalau tidak?"" tanyaku tegang.
""Kalau tidak, wanita yang Anda cintai akan mati... perlahan-lahan. Dalam waktu senggangnya, majikan kami suka menghibur diri dengan membuat alat-alat dan menciptakan cara-cara penyiksaan...."""