Karena masa lalu Ibunya, Mutia mengalami trust issues dengan laki-laki, Ia menganggap semua lelaki yang datang padanya pasti ada maksud tertentu, dia tak mempercayai bahwa akan ada lelaki tulus yang mencintainya, termasuk Heaven.
Bagi Mutia, Heaven adalah sosok menyebalkan; sesukanya sendiri, sering menyuruh, mengancam, dan memaksa menuruti apapun permintaannya. Bagi Mutia, Heaven tak pernah ada nilai baiknya sama sekali.
Padahal, begitulah cara Heaven mencintai Mutia. Heaven tak pandai mengungkapkan perasaannya hingga di antara keduanya sering kali terjadi salah paham.
Setelah pernikahan terjadi Heaven masih dengan tindakan impulsifnya dan Mutia masih dengan keras kepalanya, sehingga pertengkaran satu dan lainnya sering kali terjadi, terlebih ketika Mutia hamil. Dia menjadi lebih sensitif dan masalah terus bermunculan.