Wahdatul wujud merupakan pusat dari seluruh pembahasan tasawuf. Seluruh tema yang dibahas dalam tasawuf berakar dari konsep wahdatul wujud. Mengingkari konsep wahdatul wujud berarti mengingkari seluruh bangunan tasawuf. Oleh karena itu, kaum sufi dan para peneliti irfan berusaha membuktikan semaksimal mungkin konsep wahdatul wujud yang disaksikan oleh para sufi dengan syuhud-nya dan diyakini oleh sebagian filsuf melalui argumentasi yang diutarakan oleh para sufi.
Wahdatul wujud diyakini oleh kaum sufi sebagai puncak pencapaian ketauhidan. Akan tetapi, bagi sebagian kaum teolog dan fuqaha justru dianggap sebagai tanda kemusyrikan. Menurut mereka, wahdatul wujud adalah sebuah pandangan yang meyakini bahwa segalanya adalah Tuhan. Meyakini wahdatul wujud berarti sama halnya mengatakan bahwa segalanya adalah Tuhan. Mengatakan segalanya adalah Tuhan berarti menyamakan antara Tuhan dengan makhluk. Anggapan menyamakan Tuhan dengan makhluk, tentunya sebuah anggapan yang jauh dari nilai-nilai tauhid. Sebab, tauhid justru menyucikan dan mengesakanTuhan.
Apa dan bagaimana sesungguhnya hakikat wahdatul wujud, buku ini mencoba mengurainya dengan menggunakan perspektif Ibn Arabi dan Mulla Sadra. Selamat membaca.