Sebuah cerita pendek adalah bagaikan sebuah mimpi baik dan mimpi buruk. Tidak terlalu penting urutan, jalinan, karena kadang-kadang ada dan kadangkala tidak. Yang utama adalah pekabaran yang dibawanya, daya pukau, daya magis, tamsil, ibarat, tikaman jiwa, firasat dan berbagai efek yang diberondongnya menyerang siapa yang mengalami mimpi itu. Ia bisa gamblang, jelas secara mendetail dan persis melukiskan apa yang akan terjadi, tetapi ia juga bisa kebalikan atau buram sama sekali sebagai sebuah ramalan yang memerlukan tafsir.
Cerita pendek adalah teror mental kepada manusia. Pengertian teror tidak hanya berarti memporak-porandakan apa yang sudah tersusun rapi. Teror memang mengacau dan membakar supaya jiwa manusia ambruk. Tetapi sebuah cerita pendek juga adalah teror mental bagi keadaan yang ambruk, keadaan yang tidak stabil, agar terguncang lebih keras, sehingga akhirnya pada puncaknya bersatu kembali dalam satu tiang yang kuat dan mengembalikan harmoni pada manusia pembacanya. Sebagai pisau bermata dua atau ular berkepala dua, arti cerita pendek pada akhirnya tidak hanya ditentukan oleh pengarangnya, tetapi juga oleh siapa pembacanya.